manusia memang hanya bisa berencana, selebihnya apakah rencana itu berhasil dilaksanakan atau tidak, ada faktor di luar manusia yang mengendalikannya. sebenarnya saya berniat memposting sesuatu yang sudah lama ingin saya share, tetapi apa boleh buat, Allah menghendaki lain. apa yang saya rasakan saat ini lebih mendesak untuk dikeluarkan. tidak ada maksud lain selain mencoba mengeluarkannya dalam bentuk tulisan. karena saya tidak memiliki sarana lain untuk melampiaskan perasaan. karena saya bukan tipe orang yang dengan mudahnya bisa menceritakan dengan gamblang apa yang sedang saya rasakan.
jujur saja, apa yang saat ini mengalir dari mata dan membasahi pipi saya tidak dapat dibendung.
saya mencoba menarik napas dalam-dalam dengan tujuan melegakan perasaan dan menahan air ini agar tidak jatuh, tapi tidak kuasa.
banyak hal yang mendasari ini semua. saya tahu alasannya.
saya kesepian.
sudah lebih dari 9 hari ini saya menjadi "anak tunggal" di dalam rumah. dan baru saya tahu, betapa sangat tidak enaknya menjadi anak tunggal. terlebih buat saya, seorang anak bungsu. banyaak sekali hal yang saya rasakan hilang dari kehidupan ini. tetapi setelah mengingat-ingat kembali, apakah saya pantas merasa sedih, apakah pantas saya menangis HANYA karena hal ini? sementara kakak laki-laki saya di Korea sana pun sendirian, berjuang menyelesaikan kuliahnya tanpa kehadiran keluarga sebagai pemberi dukungan. apakah pantas saya merasa seperti ini sementara kakak perempuan saya juga tengah berjuang di pedalaman Sukabumi sana demi penelitian akhirnya? sungguh egois dan piciknya saya.
saya juga rindu. rindu dengan kakak-kakak saya yang sedang berjuang dengan urusannya masing-masing itu. kami bertiga memang tidak bisa dikatakan akur. kami sering, sangat sering bertengkar dan ledek-ledekan. kami bukan tipe saudara yang dengan mudah mengungkapkan kata sayang untuk saudara yang lain. tapi di balik semua itu, di hati kami masing-masing kami merasa saling menyayangi dan membutuhkan. saya sangat merasakan itu. ketika kakak-kakak saya pergi, saya sangat kehilangan. tidak ada lagi yang mem-bully saya, meledek-ledek saya, menggoda, dan sebagainya. dan sungguh benar apa kata orang bijak, kita akan merasa sangat menyayangi sesuatu apabila kita sudah kehilangannya.
saya kesal.
kesal dengan perlakuan seseorang yang... ah, sudahlah. tidak penting saya ungkapkan di sini. saya hanya berharap semoga Allah berkenan mengizinkan orang tersebut menjemput hidayah dari-Nya.
saya sedih.
saya telah mengecewakan orang (-orang) yang saya sangat saya sayangi.
inilah porsi terbesar dari air mata saya.
ada yang pernah merasakan perasaan seperti saya? di mana orang yang sangat kita sayangi berharap kita melakukan sesuatu, tetapi kita tidak bisa melakukannya.
sangat menyakitkan buat saya, terlebih saya tidak bisa melakukannya bukan karena saya memang tidak bisa, melainkan karena saya MERASA tidak bisa. ya, saya BELUM mencoba melakukannya. saya sudah menyerah sebelum bertanding. dan hal ini sungguh membuat saya sangaat menyesal, saya telah mengecewakan orang (-orang) yang saya sayang.
malam ini semua yang saya ceritakan di atas mendesak-desak dalam benak saya, meneror pikiran saya, kemudian air mata jatuh begitu saja. satu airmata untuk sekian banyak alasan.
Allah, ampuni hamba...
jujur saja, apa yang saat ini mengalir dari mata dan membasahi pipi saya tidak dapat dibendung.
saya mencoba menarik napas dalam-dalam dengan tujuan melegakan perasaan dan menahan air ini agar tidak jatuh, tapi tidak kuasa.
banyak hal yang mendasari ini semua. saya tahu alasannya.
saya kesepian.
sudah lebih dari 9 hari ini saya menjadi "anak tunggal" di dalam rumah. dan baru saya tahu, betapa sangat tidak enaknya menjadi anak tunggal. terlebih buat saya, seorang anak bungsu. banyaak sekali hal yang saya rasakan hilang dari kehidupan ini. tetapi setelah mengingat-ingat kembali, apakah saya pantas merasa sedih, apakah pantas saya menangis HANYA karena hal ini? sementara kakak laki-laki saya di Korea sana pun sendirian, berjuang menyelesaikan kuliahnya tanpa kehadiran keluarga sebagai pemberi dukungan. apakah pantas saya merasa seperti ini sementara kakak perempuan saya juga tengah berjuang di pedalaman Sukabumi sana demi penelitian akhirnya? sungguh egois dan piciknya saya.
saya juga rindu. rindu dengan kakak-kakak saya yang sedang berjuang dengan urusannya masing-masing itu. kami bertiga memang tidak bisa dikatakan akur. kami sering, sangat sering bertengkar dan ledek-ledekan. kami bukan tipe saudara yang dengan mudah mengungkapkan kata sayang untuk saudara yang lain. tapi di balik semua itu, di hati kami masing-masing kami merasa saling menyayangi dan membutuhkan. saya sangat merasakan itu. ketika kakak-kakak saya pergi, saya sangat kehilangan. tidak ada lagi yang mem-bully saya, meledek-ledek saya, menggoda, dan sebagainya. dan sungguh benar apa kata orang bijak, kita akan merasa sangat menyayangi sesuatu apabila kita sudah kehilangannya.
saya kesal.
kesal dengan perlakuan seseorang yang... ah, sudahlah. tidak penting saya ungkapkan di sini. saya hanya berharap semoga Allah berkenan mengizinkan orang tersebut menjemput hidayah dari-Nya.
saya sedih.
saya telah mengecewakan orang (-orang) yang saya sangat saya sayangi.
inilah porsi terbesar dari air mata saya.
ada yang pernah merasakan perasaan seperti saya? di mana orang yang sangat kita sayangi berharap kita melakukan sesuatu, tetapi kita tidak bisa melakukannya.
sangat menyakitkan buat saya, terlebih saya tidak bisa melakukannya bukan karena saya memang tidak bisa, melainkan karena saya MERASA tidak bisa. ya, saya BELUM mencoba melakukannya. saya sudah menyerah sebelum bertanding. dan hal ini sungguh membuat saya sangaat menyesal, saya telah mengecewakan orang (-orang) yang saya sayang.
malam ini semua yang saya ceritakan di atas mendesak-desak dalam benak saya, meneror pikiran saya, kemudian air mata jatuh begitu saja. satu airmata untuk sekian banyak alasan.
Allah, ampuni hamba...