Sabtu, 16 Oktober 2010

Kebahagiaan

bismillahirrahmanirrahiim..

Halo halo apakabar? Semoga yang baca selalu dalam lindungan Allah..

Blog ini penuh debu dan sarang laba-laba sepertinya. Terakhir update bulan April. Ckck. Semalam akhirnya memutuskan untuk mengubah template blog. Untung ada rancangan template baru, langsung bisa di-apply dan diutak-atik. Jadi ga usah edit-edit HTML sendiri kayak dulu-dulu :D

Lagi mood buat nulis nih. Yah walaupun pada akhirnya nanti tulisan ini ga penting-penting amat kayaknya :P

Mau cerita aja,
Kamis kemarin aku ada kelas pilihan, namanya Berpikir Kritis dan Psikologi. Wuidiiih. Haha jujur aja awalnya aku ambil kelas ini hanya untuk menghabiskan SKS mata kuliah, biar semester depan tinggal skripsi doang. Ga mau bahas mata kuliahnya sih. Cuma mau sharing apa yang terjadi pas kuliah Kamis kemarin.

Mas Aten, dosen mata kuliah itu, memberikan pertanyaan yang sangat filosofis menurutku. Yah secara beliau emang filsuf. Intinya kemarin lagi ngomongin tentang penalaran. Penalaran itu harus merujuk pada informasi, data, dan bukti. Beliau nanya, "Menurut kalian, kebahagiaan itu ada atau enggak? Kalo ada, dari mana kalian bisa menyimpulkan itu? Trus kebahagiaan itu apa sih?"

Denger itu, seisi kelas langsung hening euy. Diem gitu. Mikir sih. Hihi. Tapi karena itu, ga ada yang jawab juga jadinya (sibuk mikir :P), akhirnya Mas Aten nunjuk satu-satu tuh buat ngungkapin pendapatnya. Daan.. terkumpullah beberapa pernyataan. Seisi kelas percaya kalo kebahagiaan itu ada. Dari mana taunya? Kebanyakan bilang "yaa karena pernah ngerasain". Tentang apa arti kebahagiaan itu sendiri, macem-macem pendapat temen-temen, menariik banget.

Ada yang bilang kalo kebahagiaan itu perasaan, emosi, atau afek yang memberikan kenyamanan; ada yang bilang kebahagiaan itu suatu perasaan ketika apa yang kita harapkan sesuai sama kenyataan; ada juga yang bilang kebahagiaan itu perasaan positif ketika tujuan kita tercapai; dan lain-lain. Yang paling menarik menurutku: kebahagiaan itu adalah ketika kita bisa menerima segala situasi, baik ataupun buruk, dan kita bisa mengambil hikmah dari itu semua. Wuidih mantep nih. Yang jawab itu Tegar, seangkatan sama aku, dia finalis Abang None Jakarta perwakilan Jaktim tahun lalu. #justforinfo :D

Terus akhirnya masing-masing individu disuruh buat definisi dari kebahagiaan, dari apa yang udah diungkapin sama temen-temen. Karena tugasnya gitu, aku jadinya cuma ngerangkum apa yang tadi emang udah disebutin. (Hahaa ini ga kritis namanya! :P)

Definisi kebahagiaan yang kurangkum: perasaan positif yang dialami seseorang, tidak hanya ketika ia berhasil mencapai tujuannya, tetapi ketika ia bisa menerima segala situasi dalam hidup ini dan memberikan pemaknaan positif. :)

Nah terus definisi yang kita buat itu diperiksa sama Mas Aten. Ternyata temen-temen banyak yang bikin definisi di luar pendapat-pendapat yang udah kekumpul tadi. (That's why aku bilang aku gak kritis :D) Dan, ada satu definisi yang muantep banget dari filsuf muda di kelas, namanya Mulyadi. Hihi. Dia bilang kebahagiaan itu (kurang lebih) adalah ketika bisa mensyukuri nikmat yang ada dan sabar menghadapi ujian. Subhanallah. Dua konsep yang memang harus kita pakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang muslim. Sabar dan syukur. Dalem banget deh Mul..

Terlepas dari definisi yang udah kubikin berdasarkan pendapat temen-temen waktu itu, malah sebelum denger pendapat temen-temen, pokoknya pas awal Mas Aten nanya deh, aku juga punya pemikiran sendiri. Menurutku kebahagiaan itu ada. Dari mana taunya? Ya karena pernah ngerasain. Kita ga bisa ngerasain sesuatu dan namain perasaan itu kalo kita ga pernah ngerasain sesuatu yang berkebalikan dengan sesuatu tadi itu. Simplenya, jelas kita ga bisa ngerasain kebahagiaan kalo ga pernah ngerasain kesedihan. Aku terus berkelana dalam pikiranku (tsaah). Aku mulai mikir apa sih sebenernya yang bisa membuat aku merasa bahagia? Buat dapetin jawabannya, aku mulai dari: biasanya kalo bahagia, aku berperilaku seperti apa sih? Yang jadi jawabanku: senyum, merasa nyaman dalam hati, puas aja gitu. Nah lanjut, biasanya apa yang bisa bikin senyum, nyaman, dan puas? Aku langsung inget, aku biasanya ngerasa kayak gitu kalo abis nolongin orang. Siapapun itu. Cetek ga sih? Hahaha. :D

Ga tau kenapa, pertanyaan dari Mas Aten kok ya hinggap terus di pikiran aku. Haduh maaas.. Hehe. Yang ada tuh tiap kali ngerasain sesuatu, jadi mikir: "ini bahagia bukan?" Perasaan-perasaan yang muncul belum ada yang aku masukin dalam kategori bahagia, sampai akhirnya aku denger beberapa kabar baik. Dari Mama, dari Mba Ira (kakak perempuanku), sama dari Mba Indra (seniorku di kampus). Kabar-kabar dari mereka ini bener-bener baik, terutama Mba Indra: beliau menikah! (siang ini resmi jadi istri suaminya :D Selamat dan berkah ya Mba!)

Dari situ aku menyimpulkan, sepertinya aku bahagia bukan cuma kalo abis nolongin orang, melainkan juga saat aku bisa menyaksikan orang-orang yang aku sayangi itu bahagia dengan hidupnya. Aku ikut bahagia. :')

Efek pertanyaan Mas Aten ini luar biasa deh. Selain yang tadi aku ceritain, aku sempet juga nyari-nyari definisi orang-orang tentang kebahagiaan. Lalu sampailah aku pada kebahagiaan menurut Mahatma Gandhi. Aku tertarik banget sama definisi kebahagiaan menurut beliau karena sepertinya bisa menjelaskan apa yang aku pikirkan tentang kebahagiaan itu sendiri.

Kata Mahatma Gandhi, kebahagiaan itu sama kayak kepuasan. Ketika kita merasa bahwa hidup ini penting dan berguna, ketika kita bisa bermanfaat untuk orang lain, kita akan sampai pada kepuasan tersendiri yang sulit diterjemahkan, kemudian kita merasa bahwa hidup kita memuaskan, di saat itulah kita merasa bahagia. Wow. :)

Naaah, kalo kebahagiaan menurutmu kayak gimana? ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar